Enjoy reading yaa :)
( synopsis version )
Character :
- Kanaya Afriamoza Diandra as Naya
- Aldava Aditya Rangga as Dava
- Nayshila Farellia as Shila
- Arganda Satria as Arga
- Ashiffa Davina as Davin
Satu setengah tahun yang lalu Naya berpacaran dengan seorang cowok
Pintar bernama Dava. Tapi sayang hubungan mereka hanya bertahan 5 bulan, dan harus kandas karena sebuah kesalah pahaman. Kenyataan ini membuat mereka bermusuhan dan memaksa mereka untuk saling membenci di saat masih saling menyayangi.
Setelah 3 bulan putus, hubungan Naya dan Dava tak juga membaik. Gengsi mengalahkan semuanya. Hingga Arga datang dan memberikan apa yang Naya butuhkan saat itu. Arga terus getol mendekati Naya, karena ia tahu bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menarik hati Naya. Dan tak lama setelahnya Arga dan Nayapun jadian dan hal ini membuat Dava makin yakin bahwa alasan mereka putus itu adalah kenyataan.
Awal mereka pacaran memang semua berjalan lancar. Naya merasa nyaman bersama Arga. Setiap bulan Arga selalu memberi hadiah untuk Naya saat tanggal jadian mereka. Tetapi lama-kelamaan Naya merasa ada yang janggal terhadap perasaannya. Mengapa ia tak pernah senang atau merasa deg-degan saat berada di dekat Arga, berbeda saat dulu ia masih bersama Dava. Mengapa ia susah bilang sayang ke Arga. Mengapa ia masih saja memperhatikan Dava. Mengapa hatinya selalu sakit kalau mendengar Dava sedang dekat dengan seorang cewek. Sementara perasaan Naya yang berkecamuk tak karuan, hal yang sama dialami Dava. Entah kenapa ia selalu merasa cemburu saat melihat Arga dan Naya. Entah kenapa perasaannya tidak enak saat Naya ada di dekat Arga. Entah kenapa ia tidak rela Arga menyentuh Naya. Ia sendiri bingung dan tak tau harus berbuat apa.
Dava mulai muak dengan keadaan ini. Hingga Shila datang membawa cahaya baru dalam kehidupan Dava. Shila adalah anak pindahan dari sekolah lain. Diam-diam ternyata orangtua Dava yang menjodohkan mereka berdua, Shila tau hal ini tapi Dava tidak. Shila terus memberi perhatian yang tidak di dapat Dava semenjak putus dari Naya. Cukup lama mereka bertahan dalam hubungan tanpa status. Dava pun perlahan mulai jatuh cinta pada Shila.
Hingga pada suatu hari Dava mulai membuka pintu perdamaian dengan Naya, ia pun menerimanya dengan tangan terbuka. Mereka mulai menjalin pertemanan walaupun tidak dekat. Saat 9 bulan menjalin hubungan, Naya mulai tidak tahan dengan sikap Arga yang makin lama makin ngelunjak dan mengekang Naya. Ahirnya dengan perasaan yang memuncak, Naya nekat memutuskan hubungannya dengan Arga. Ia hanya ingin bebas, nggak mau di kekang, bisa bebas berteman dengan siapa saja tanpa ada larangan. Awalnya Arga memang nggak terima, tapi Naya terus memaksa dan ahirnya mereka putus.
Alasan lain mengapa Naya meminta putus adalah karena ia sadar bahwa ia masih sangat menyayangi Dava. Ia sadar bahwa selama ini Arga hanya pelariannya. Arga datang disaat ia kalut, saat ia butuh seseorang untuk mendengar keluhannya, tempat ia menumpahkan tangis, dan itu semua ada di dalam diri Arga saat itu. Tapi Naya salah, mungkin status memang milik Arga tapi hatinya hanya untuk Dava, tidak pernah berubah sejak satu setengah tahun yang lalu.
Pasca putus dengan Arga, entah kenapa ia mulai dekat dengan Dava, Dava seperti memberi harapan padanya. Tapi justru keadaan itu sekaligus menjadi kenyataan pahit buat Naya saat ia tahu bahwa ternyata Dava sudah jadian dengan Shila dan dijodohkan pula. Naya nggak tau harus berbuat apa. Yang ada di otaknya sekarang hanya suruhan bahwa ia harus menjauh dari Dava, dan memang itu yang terbaik. Dava sempat jujur bahwa ia masih sayang sama Naya dan bakal memutuskan hubungannya dengan Shila sekalipun orangtuanya melarang. Tapi Naya tidak mau, ia tidak ingin menyakiti hati Shila, lebih baik ia yang mengalah. Naya hanya kecewa sama Dava, mengapa Dava baru jujur sekarang kalo dia udah punya pacar? Saat Naya menyimpan banyak harapan pada Dava. Tapi ia memang tidak pantas untuk marah karena ia bukan siapa-siapa dan ia sadar ia hanya seorang mantan yang tidak punya hak sedikitpun. Ahirnya iapun mengalah…
Hari-hari Naya semakin berat. Disamping ia harus menahan perasaannya terhadap Dava, masalah kedua orangtuanya juga membuat Naya makin kalut. Ia mencoba menyembunyikan semua kesakitan di depan teman-temannya dan sahabatnya, Davin. Ia lelah dengan semua ini. Tak ada tempat untuk bersembunyi, tak ada tempat yang aman, tak ada orang yang mengerti apa yang dia rasakan sekarang, tak ada orang yang bisa membawanya keluar dari masalah ini, ia lelah menyembunyikan air mata dan harus selalu tertawa di depan semua orang, ia lelah, lelah sekali. Hingga suatu malam ia merasa sangat kalut dan tak tau harus melakukan apa, ahirnya ia pergi mengelilingi kota tak tau arah tujuan. Ia trus mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Dan tanpa ia sadari mobil yang ia kendarai menabrak trotoar dan terguling.
Naya koma. Kecelakaan itu membuat ia gagar otak parah dan dokter memfonis ia berada antara hidup atau mati. Kemungkinannya untuk bertahan hidup sangat tipis, kalaupun ia berhasil melewati masa kritisnya, ia akan lumpuh seumur hidup. Hanya keajaiban yang bisa menolongnya.
Dava yang mendengar kabar kecelakaan Naya langsung shock. Ia menyesal dengan dirinya sendiri. Ia merasa bahwa ialah yang menyebabkan Naya kecelakaan. Ia hanya terus menyalahkan dirinya sendiri tanpa berani menjenguk Naya. Sementara sepanjang tidur panjangnya, Naya terus mengigau menyebut nama Dava. Sudah seminggu ia koma, dan yang ia sebut hanya nama Dava, Dava, dan Dava.
Orangtua Naya terus mencoba menghubungi Dava agar dia mau menemui Naya. Tapi Dava terus mengurung dirinya di kamar. Ia tidak mau keluar, semenjak mendengar keadaan Naya ia tidak pernah masuk sekolah. Hingga Mama Naya menemukan sebuah diary di laci lemari Naya dan memberikannya kepada Dava. Diary itu penuh berisi nama Dava. Vanilla Twilight, kata-kata itu yang selalu tertulis di diary Naya.
Setelah membaca semua tulisan di diary Naya, hati Dava mulai tergugah. Ia tak tau apakah ini kesempatan terahirnya untuk bertemu Naya. Tapi yang pasti ia akan melakukan apa pun untuk membuat Naya bangun dan kembali tersenyum.
Dava masuk ke ruangan Naya dan duduk di sampingnya. Air mata menetes di pipinya. Hatinya serasa tertusuk pisau tajam melihat Naya, cewek yang ia sayangi, tergeletak tak berdaya dengan selang-selang yang membuatnya bertahan hidup entah sampai kapan. Wajahnya pucat, tapi Dava masih bisa melihat setitik senyuman di bibir Naya. Dava yakin Naya tahu bahwa ia ada di sampingnya saat ini. Dava meraih tangan Naya yang terlipat diatas perutnya.
Dava terus berbicara. Ia tak tau apakah ini terakhir kalinya ia berbicara dengan Naya. Saat ia mau pergi, ia berbisik di telinga Naya.
Air mata perlahan mengalir di pipi Naya. Ia mendengar ucapan Dava, ia merasakan hangatnya bisikan Dava, ia merasakan air mata Dava jatuh di wajahnya, ia merasakan sejuknya genggaman tangan Dava, ia merasakan lembutnya belaian Dava, ia merasakan debaran jantung yang biasa ia rasakan saat dekat dengan Dava, Ia merasakannya. Tapi tak lama tubuhnya kejang-kejang, badannya tegang, Naya anfal…
Kepanjangan ya synopsis gw?haha gpp deh. Cerita lengkapnya insyaallah gw posting bersambung ya. Jadi kaya cerita lepas gitu. Doain aja supaya gw ada waktu dan ga lupa, satu lagi supaya gw ga males haha. Soalnya gw mood2an sih kalo nulis. Kalo otak gw lagi onn ya lancar tapi kalo lagi break ya buntet, kalo di paksain malah jelek jadinya. Jadi kalo selesenya agak lama gpp ya hehe. Oiya maaf juga kalo tulisannya rada baku atau apa gitu hehe maklum pemula. Boleh di kritik kok, gw bakal berterimakasih banget malah. Trus juga kalo ceritanya agak lebay ato gaje maaf ya, ini gw ambil dari cerita pribadi sih soalnya. Walaupun ada yang di lebihkan sedikit soalny ada yang gw ambil dari mimpi juga hehe. Tapi basicly sih ini cerita gw ngalamin banget.
So thx for your attention guys, uda buang-buang waktu buat baca hasil modifikasi pengalaman, mimpi dan khayalan gw haha.
Im waiting for your critic guys, so keep reading yaa gbu :)